Sabtu, 24 Oktober 2015

PKP S1 UT Bahsa Indonesia SMP



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang fundamentalis rendahnya mutu pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas dan kuantitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku serta pengadaan alat pembelajaran. Namun demikian, berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut jika dilihat berbagai indikator, mutu pendidikan di Indonesia belum juga menunjukkan peningkatan yang merata.
Berbicara tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah, tentunya tidak terlepas dari peran serta guru dalam melaksanakan proses pembelajaran terhadap siswa yang diwujudkan dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Guru merupakan sumber daya pendidikan yang dberikan tugas sebagai ujng tombak untuk memberdayakan pendidikan pada masyarakat, sehingga masyarakat, sehingga masyarakat menjadi bagian dari pendidkan nasional.
Guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu melakukan pembelajaran di masyarakat melalui lembaga pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik hingga peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan diri. Proses pengembangan kemampuan peserta didik  mampu berinteraksi hingga menjadi lebih dewasa dan mampu memahami ilmu pengetahuan dan kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Agar peserta didik mampu memahami dan mengmbangkan ilmu pengetahuan, guru diharapkan mampu untuk memberikan pembelajaran dengan baik dan bermakna. Guru sebagai sumber daya pendidikan diharapkan mampu untuk memberikan kontribusi yang mendalam untuk melakukan pembelajaran pada peserta didik sesuai dengan harapan tujuan  pendidikan nasional.
Guru sebagai seorang profesional dalam dunia pendidikan diharapkan mampu melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan sehingga pembelajaran akan lebih bermaknah. Upaya menjadikan pembelajaran agar lebih bermaknah, guru diharapkan memiliki kemampuan dalam mengembangkan system pembelajarandi kelas sehingga peserta didik akan termotivasi untuk belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang juga harus memperoleh perhatian guru. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang Sekolah Menengah Pertama ditujukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan siswa dalam berbahasa secara lisan dan tulis, termasuk di dalamnya materi tentang Drama Anak. Pemahaman tentang Drama Anak merupakan bagian dari kompetensi yang harus dimiliki siswa Sekolah Menengah Pertama, seperti tertera dalam Standar kompetensi KTSP.
Dewasa ini, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian siswa menganggap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah pembelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Anggapan ini didukung oleh fakta-fakta yang penulis dalam pembelajaran drama anak di kelas pada waktu sebelumnya. Data-data menunjukkan bahwa apresiasi siswa terhadap materi pembelajaran Drama Anak masih belum baik. Banyak siswa yang kurang paham ketika ditanya tentang Drama Anak. Sekalipun proses pembelajaran Bahasa Indonesia sudah berlangsung cukup lama dengan pola kurikulum yang berbeda-beda, tetapi hasil belajar yang dicapai siswa masih belum optimal khususnya yang berkenaan dengan materi ”Drama Anak”. Tes akhir mata pelajaran  Bahasa Indonesia tentang Drama Anak menunjukkan bahwa: 9 orang siswa atau sekitar 43 % dari 21 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu:
  1. Kebiasaan belajar siswa yang memfokuskan pada hafalan,
  2. Pemilihan metode yang kurang tepat, sehingga pembahasan materi dilakukan secara verbal,
  3.  Proses pembelajaran kurang mendorong siswa untuk menghayati suatu peristiwa kehidupan yang terjadi.
Sementara itu, berdasarkan penjabaran seputar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penulis mendapatkan pengertian bahwa dalam suatu pembelajaran sangat penting untuk menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang kreatif  agar siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermanfaat. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak ‘mengalami’ apa yang dipelajarinya bukan ‘mengetahuinya’ (Depdiknas, 2002:1). Dari ilustrasi tersebut jelas dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang sejalan.
 Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru, penelaahan konsep-konsep pembelajaran, dan diskusi-diskusi dengan rekan sejawat, pebulis menetapkan metode bermain peran sebagai alternatif dalam memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi Drama Anak. Melalui metode ini diharapkan siswa dapat mengalami pembelajaran yang bermakna saat memainkan peran tertentu, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaiman mencapainya. Mereka juga perlu menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, dan pada gilirannya proses pembelajaran semacam ini akan meningkatkan pemahaman siswa tentang Drama Anak.
Guna mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu penelitian guna memperbaiki kegiatan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, yang merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kwalitas program sekolah secara keseluruhan ( Zainal Aqih, 2006:18)
Penelitian ini dibuat untuk memperbaiki kinerja seorang guru dalam melakukan pembelajaran, juga dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) Mahasiswa Universitas Terbuka, yang dibantu teman sejawat dan seorang supervisor untuk mengetahui, kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah direncanakan. Untuk memperbaiki pembelajaran dimaksud maka dilakukan penelitian dalam 3 siklus, dan penelitian itu diberi judul: “Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Drama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII.C  SMP Negeri 1 Manggar”

B.       Rumusan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah dalam pembelajaran pembelajaran Bahasa Indonesia tentang drama anak, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: “Apakah dengan penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan pemahaman siswa materi drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII.C SMP Negeri 1 Manggar.”

C.      Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah:
1.        Mendeskripsikan penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan pemahaman tentang  drama anak pada siswa kelas VIII.C SMP Negeri 1 Manggar.
2.        Memberikan solusi dan pemecahan masalah dalam minat guna meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat.
 
D.      Manfaat Perbaikan Pembelajaran
1.        Manfaat Bagi siswa
Agar tercapai kemampuan pemahaman baik secara yang individu dan kolektif siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi drama anak di kelas VIII C pada SMP Negeri 1 Manggar.
2.        Manfaat Bagi guru
a.       Menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
b.      Mengembangkan kemampuan dalam menerapkan metode bermain peran dalam pelajaran bahasa Indonesia
c.       Meningkatkan pemahaman tentang berbagai metode/strategi pembelajaran guna meningkatkan profesionalisme guru.
3.      Manfaat Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran dapat dijadikan bahan dalam mengembangkan program-program peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru agar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran secara profesional.
4.      Manfaat Bagi Pendidikan pada Umumnya
Hasil perbaikan pembelajaran dapat dijadikan rujukan bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya pembelajaran bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar