Senin, 28 Juli 2014
Rabu, 23 Juli 2014
Khotbah Idul Fitri 1435 H
اَللهُ اَكْبَرُ
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
اَللهُ اَكْبَرُ
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ
لَآاِله إلّاالله
الله اكبر الله اكبر ولله الحمد . الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله
بكرة وّأصيلا, لآ اله الاّ الله وحده, صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وهزم
الاحزاب وحده. لا اله الاّ الله ولا نعبدالاّ ايّاه مخلصين له الدّين ولو
كره الكافرون ولو كره المشركون ولو كره المنافقون. اشهد ان لا
اله الّا الله وحده لا شريك له واشهد انّ محمدا عبده ورسوله ارسله كافّة للنّاس
بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. الّلهم صلّ على سيّدنا محمّد
وعلى اله واصحابه ومن تبعهم
باحسان الى يوم الدّين أمّا بعد: فيا ايها الحاضرون اتّقواالله حقّ تقاته ولا تموتنّ الاّ وانتم
مسلمون
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan kenikmatan beribadah kepada kita, khususnya pada
bulan Ramadhan yang baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Id kita pada
pagi ini, Karenanya kita berharap semoga semua itu dapat mengokohkan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia.
Ketaqwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup dan
mengangkat derajat kita menjadi amat mulia di hadapan Allah SWT.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir zaman. Amiin
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Pada hari ini tanggal 1 syawal 1435 H, hari yang sangat bahagia dan
bermakna lantaran kita baru saja menghadapi perang yang sangat dahsyat,
berjuang melawan dan mengendalikan diri dari tipu daya syetan Laknatullah serta
latihan meninggalkan semua yang dapat merusak amal ibadah kita demi mencapai
keselamatan didunia sampai kelak ke akhirat
Sejak terbenamnya matahari kemarin suara takbir, tahmid dan tahlil menggema
diseluruh nusantara tak terkecuali di
Belitung Timur yang kita cintai ini fihi ma’asyi.
Tetapi disisi lain kita merasa sedih apakah
kita masih bertemu pada bulan yang penuh berkah, magfiroh, Ramadhan mubarok
yang amat agung, pada tahun yang akan datang, apakah umur kita masih diberikan
oleh Allah SWT untuk bertemu kembali di bulan suci Ramadhan...? apakah Ramadhan
ini adalah terakhir bagi kita...? kita semua tidak mengetahuinya. Oleh karena
itu sangat rugi bagi orang yang menyia-nyiakan bulan yang berkah ini, penuh
ampunan dan setiap amal kebaikan dilipatgandakan kecuali bulan Ramadhan.
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Bulan ramadhan membentuk manusia-manusia yang siap mental, taat
terhadap ajaran agama dan patuh terhadap kedua orang tua.
Ketahuilah, bahwa kewajiban paling besar yang harus ditunaikan oleh
seorang hamba setelah kewajibannya kepada Allah swt dan Rasul-Nya adalah kewajiban dlm memenuhi hak
orangtua. Hal ini sebagaimana dlm firman-Nya:
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO #·öky 4 #Ó¨Lym #sÎ) x÷n=t/ ¼çn£ä©r& x÷n=t/ur z`Ïèt/ör& ZpuZy tA$s% Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur £t$Î!ºur ÷br&ur @uHùår& $[sÎ=»|¹ çm9|Êös? ôxÎ=ô¹r&ur Í< Îû ûÓÉLÍhè ( ÎoTÎ) àMö6è? y7øs9Î) ÎoTÎ)ur z`ÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk
orang-orang yang berserah diri". (Q.S Al-Ahqaf: 15)
Semakna dengan ayat tersebut Allah SWT. berfirman: “Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam
dua tahun.” (Q.S Luqman: 14)
Pada dua ayat tersebut Allah SWT
menjelaskan betapa pentingnya kewajiban berbakti kepada orangtua dengan
menggambarkan betapa besarnya pengorbanan dan jasa orangtua terutama ibu kepada
anaknya. Maka sudah semestinya bagi seorang anak untuk berbuat baik kepada
orangtuanya, karena orang yang berakal tentu tak akan melupakan kebaikan orang
lain terhadapnya apalagi membalas kebaikannya dgn menyakitinya. Maka, apakah
layak bagi seorang anak untuk melupakan kebaikan orangtuanya sehingga tak
berbuat baik kepadanya? Begitu pula, tentu lebih tak pantas lagi bagi seorang
anak utk menyakiti orangtuanya yang telah terus-menerus berbuat baik kepadanya
dgn mengeluarkan pengorbanan yang sangat besar bahkan hingga mempertaruhkan nyawanya.
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Nabi juga telah menyebutkan
besarnya keutamaan berbakti kepada orangtua. Bahkan lebih besar dari jihad di
jalan Allah SWT. Hal ini sebagaimana disebutkan dlm Ash-Shahihain, dari sahabat
Abdullah ibnu Mas’ud z, beliau berkata:
Aku bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Amalan apakah yang paling
dicintai oleh Allah l?” Beliau n menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian
apa?” Nabi n menjawab, “Berbakti kepada orangtua.” Aku berkata, “Kemudian apa?”
Rasul menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari & Muslim).
Dari ayat-ayat dan hadits di atas menjelaskan bahwa seseorang akan
memahami dengan jelas betapa tinggi dan mulianya amalan berbakti kepada
orangtua. Kewajiban berbuat baik kepada orangtua semasa hidup mereka tidaklah
melihat kepada siapa dan bagaimana keadaan orangtua. Bahkan Allah SWT
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada orangtuanya
meskipun seandainya keduanya dalam keadaan kafir sekalipun. Sebagaimana dalam
berfirman-Nya:
bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ
Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. (Q.S Luqman: 15)
Berbuat baik kepada orangtua tidaklah
gugur karena keduanya dalam keadaan kafir serta memerintahkan untuk berbuat
syirik atau melakukan kekafiran, meskipun perintah keduanya yang berupa
kemungkaran tetap tak boleh ditaati.
Berbuat baik kepada orangtua sangat banyak caranya dan sangat luas
cakupannya. Bisa dilakukan dgn ucapan, perbuatan, maupun dengan harta. Berbuat
baik dgn ucapan, maka bisa dilakukan dgn menjaga tutur kata yang baik dan tak menyakitkan serta dengan berlemah-lembut
ketika berbicara kepadanya. Sedangkan berbuat baik dengan perbuatan, bisa
dilakukan dgn membantu menyiapkan keperluan-keperluannya atau melakukan
pekerjaan-pekerjaan lainnya utk meringankan bebannya serta memenuhi
perintah-perintah-Nya, selama bukan dlm bentuk berbuat maksiat kepada Allah l.
Sedangkan berbuat baik dgn harta, bisa dilakukan dgn menginfakkan sebagian dari
hartanya utk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Berbuat baik kepada orangtua juga
tidaklah terbatas pada saat keduanya masih hidup. Bahkan di saat keduanya sudah
meninggal dunia pun, berbuat baik kepadanya masih bisa dilakukan. Asy-Syaikh
Abdul ‘Aziz ibnu Abdullah ibnu Baz t, salah seorang ulama terkemuka di Saudi
Arabia mengatakan: “Disyariatkan berdoa kepada Allah SWT untuk kedua orang tua yang
telah meninggal dunia, begitu pula bersedekah atas namanya dengan berbuat baik
berupa memberikan bantuan kepada fakir miskin, (yaitu) seseorang mendekatkan
diri kepada Allah SWT dengan perbuatan tersebut dan kemudian berdoa kepada
Allah SWT agar menjadikan pahala dari sedekah tersebut utk ayah dan ibunya atau
selain keduanya, baik yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Hal
ini karena Nabi bersabda (yang artinya): ‘Apabila seorang manusia meninggal
dunia, terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, & anak shalih yang berdoa untuknya.’ Disebutkan dalam
hadits Nabi Muhammad SAW, bahwa ada seseorang bertanya kepada beliau : “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal
dunia dan beliau belum sempat berwasiat namun aku yakin kalau beliau sempat berbicara
tentu beliau ingin bersedekah, apakah beliau (ibuku) akan mendapatkan pahala
jika aku bersedekah atas namanya?” Rasul menjawab, “Benar.” (Muttafaqun ‘alaih)
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Seseorang yang berbuat baik kepada
orangtuanya maka dia akan mendapatkan balasan yang sangat besar dari Allah SWT
bukan hanya di akhirat kelak, namun juga di dunia. Di antaranya adalah bahwa
orang-orang yang berbuat baik kepada orangtuanya maka akan berbuat baik pula
anak-anaknya kepadanya. Karena sebagaimana yang ditunjukkan oleh dalil-dalil
yang syar’i bahwa balasan seseorang adalah sesuai dgn perbuatan yang
dilakukannya. Disamping itu, seseorang yang berbuat baik kepada orangtua juga
akan diberi jalan keluar dari kesulitan yang menimpanya.
Hal ini sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Al-Imam Al-Bukhari & Muslim dalam Shahih keduanya yang menceritakan tentang kisah
tiga orang yang ketika masuk utk beristirahat di dalam goa. Tiba-tiba ada batu
besar yang jatuh menutup pintu gua. Maka dalam kesulitan tersebut, ketiga orang
tadi bertawassul memohon pertolongan kepada Allah SWT dengan menyebutkan amalan
shalih yang pernah mereka lakukan. Pada akhirnya batu yang menutup pintu goa
pun terbuka sehingga mereka bisa keluar dari gua tersebut. Di antara amal
shalih yang disebutkan oleh salah satu dari mereka adalah perbuatan baiknya
kepada orangtuanya.
Maka di antara sebab yang akan menjadikan
seseorang memperoleh jalan keluar dari kesulitan-kesulitannya adalah dengen
menjalankan amalan yang mulia ini. Begitu pula di antara balasan bagi seseorang
yang berbuat baik kepada orangtuanya adalah akan dimudahkannya dirinya dlm
mencari rezeki & dipanjangkan umurnya. Sebagaimana dalam sabda Nabi Muammad
SAW:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa senang utk diluaskan rezekinya & dipanjangkan
umurnya maka sambunglah rahimnya.” (HR. Muslim).
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ اَللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Orang tua kita
adalah makhluk mulia yang wajib dihormati, dalam tata krama islam terhadap orang
tua, ada Rambu-rambu agar kita berhati-hati sepanjang hari dan terhindar dari
dosa yang menakutkan. Sebab ada hal kecil, sederhana, dan dianggap remeh tetapi
bisa melukai hati dan membuat orang tua tidak ridha kepada kita. Dosa-dosa
terhadap orang tua harus diwaspadai, sebab dosanya sangat besar apabila kita
telah melakukannya.
Begitu dahsyatnya azab akibat durhaka
kepada orang tua, Allah swt tidak menundanya di akhirat. Tetapi azab itu
disegerakan di dunia berupa kesengsaraan hidup, selain azab itu ditimpakan saat
sakratul maut juga di akhirat. Durhaka tidak hanya terjadi di saat orang
tua masih hidup tetapi juga bisa terjadi ketika orang tua telah wafat.
Bagaimana seorang anak bisa durhaka kepada orang tua setelah mereka wafat? Rasulullah
saw bersabda: “Sesungguhnya ada orang yang berbakti kepada orang tuanya
ketika mereka masih hidup, tetapi ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada
mereka, karena ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka setelah wafat. Dan
sungguh ada orang yang durhaka kepada orang tuanya ketika mereka masih hidup,
tapi ia dicatat sebagai anak yang berbakti kepada mereka setelah mereka wafat,
karena memperbanyak istighfar (memohonkan ampunan) untuk mereka.” (Mustadrak
Al-Wasâil 2: 112)
Adapun
bahaya durhaka terhadap orang tua adalah sebagai berikut:
1. Haram masuk surga.
“Ada tiga jenis
orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan seorang
dayyuts (merelakan kejahatan berlaku dalam keluargannya, merelakan istri dan
anak perempuan selingkuh)” (H.R. Nasa’i dan Ahmad).
2. Dimurkai Allah SWT.
“keridhaan
Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah pun tergantung pada murka
kedua orang tua”. (H.R. al-Hakim).
3. Allah tidak menerima shalatnya.
“Allah tidak
akan menerima shalat orang dibenci kedua orang tuannya yang tidak menganiaya
kepadannya”. (H.R. Abu al-Hasan bin
Makruf) Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima (amal kebajikannya)
dari yang sunnah maupun yang fardhu, yaitu durhaka kepada orang tua, orang yang
suka mengungkit-ungkit kebaikannya, dan orang yang mendustakan takdir”. (H.R. Thabrani).
4. Tidak Termasuk sebagai
pengikut Nabi SAW.
“bukan termasuk
dari golongan kami orang yang diperluas rezekinnya oleh Allah lalu ia kikir
dalam menafkahi keluargannya”. (H.R. ad-Dailamy).
5. Mendapat “gelar” kafir.
“jangan
membenci kedua orang tuamu. Barang siapa mengabaikan kedua orang tua, maka dia
kafir”. (H.R. Muslim).
6. Balasan azab dengan segera
didunia.
Al-hakim dan
al-Ashbahani, dari abu bakrah r.a. dari Nabi Saw, beliau bersabda, “setiap dosa
akan diakhirkan oleh Allah sekehendak-Nya sampai hari kiamat, kecuali dosa
mendurhakai kedua orang tua. sesungguhnya Allah akan menyegerakan (balasan)
kepada pelakunnya didalam hidupnya sebelum mati”.
7. Tidak Diampuni Dosannya.
Dari Aisyah
r.a. ia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda, “dikatakan kepada orang yang durhaka kepada kedua orang tua,
“berbuatlah sekehendakmu, sesungguhnya Aku tidak akan mengampuni. “Dan
dikatakan kepada orang yang berbakti kepada orang tua, perbuatlah sekehendakmu,
sesungguhnya Aku mengambunimu.” (H.R. Abu Nu’aim).
8. Membatalkan Seluruh Amal.
“Ada tiga hal
yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu (a) syirik kepada Allah, (b)
durhaka kepada orang tua, (c) seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu
dan jahil”. (H.R. Thabrani).
9. Haram mencium aroma surga.
Bau surga yang
radiusnya sejauh 1000 tahun perjalanan itu tak bisa dirasakan oleh orang
durhaka. Benar-benar dahsyat. “sesunguhnya aroma surga itu tercium dari jarak perjalanan seribu
tahun, dan demi Allah tidak akan mendapatinnya barang siapa yang durhaka dan
memutuskan silaturahim”. (H.R.Thabrani).
10. Terputus rezekinnya.
“apabila
seseorang tidak meninggalkan doa bagi kedua orang tuannya, maka akan terputus
rezekinya”. (H.R. ad-Dailamy). Seseorang yang
Tidak mendoakan kedua orang tuanya termasuk kategori orang yang durhaka
terhadap orang tuannya. Oleh karena itu, orang tua wajib mendapatkan doa dari
anaknya.
11. Orang yg mendapat Kerugian
besar.
“sungguh kecewa
dan hina, sungguh kecewa dan hina, sungguh kecewa dan hina orang yang mendapati
atau salah satunnya sampai tua, lantas ia tidak dapat masuk surga”. (H.R. Muslim).
12. Dibenci Allah.
“Barang siapa
ridha kepada kedua orang tuannya, berarti ia ridha kepada Allah. Dan barang
siapa membenci kedua orang tua, sungguh dia membenci Allah”. (H.R. Ibnu an-Najjar).
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ
الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Diakhir khotbah ini, marilah kita satukan jiwa dan raga kita
kehadirat Allah SWT memohon kepadaNya petunjuk semoga generasi muda sekarang
menjadi generasi yang taat dan berbakti kepada Allah dan orang tuanya.
Dihari nan fitri ini, mari kita sambung tali silahturahmi,
baik kepada teman, karib kerabat, serta tetangga sekitarnya handai taulan. Kita
harus ingat, bila seseorang mempunyai kesalahan terhadap sesama manusia, bila
belum saling memaafkan maka Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa kita sebelum
mendapatkan maaf dari orang yang bersangkutan.
Karena
itu, marilah kita tunjukkan kelapangan dada dan ketinggian akhlak kita dengan
lebih dahulu meminta maaf dan menyambung silahturahmi, marilah kita hindari
menutup diri, angkuh, sombong dan menganggap diri paling suci, tidak pernah
berbuat kesalahan, karena pada dasarnya Allah sangat murka kepada orang yang
demikian. Sebagaiman firman Allah SWT:
t(
xsù (#þq.tè? öNä3|¡àÿRr& ( uqèd ÞOn=÷ær&
Ç`yJÎ/ #s+¨?$#
Artinya: “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. dialah
yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (Q.S. An Njam:32)
Untuk itu, marilah dihari yang mulia ini
kita saling bermaaf-maafan, saling mengujungi, saling memberi maaf antara
sesama muslim. Marilah kita bersihkan segala persoalan yang berhubungan dengan
sesama anak Adam sehingga kita benar-benar bersih lahir dan bathin. Kemudian
marilah berdo’a kepada Allah SWT semoga amal ibadah puasa kita diterima oleh
Allah dan dicatat sebagai amal sholeh. Dengan demikian kita dapat mengubah diri
kita juga anak-anak kita menjadi manusia paripurna yang mempunyai pengaruhnya
dapat berlanjut pada bulan-bulan berikutnya, hingga Insya Allah kita dapat
bertemu kembali di bulan Ramadhan berikutnya dan berhasil meraih derajat
muttaqin serta jiwa kita kembali suci. Marilah bersama-sama kita tengadahkan kedua tangan kita setinggi-tingginya, hadir
jiwa dan raga kita kepada Allah, heningkan ruh dan pikiran kepada Maha Mulia,
memohon kepada Allah dengan penuh keikhlasan. Semoga kita semua yang hadir di
sini dan umat Islam lainnya, senantiasa dinaungi rahmat dan maghfirah Allah.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
Allahumma Ya Allah, Tuhan Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya Allah, hari ini kami hadir di sini memenuhi panggilan-Mu menunaikan
shalat sunnah Id, setelah selama sebulan penuh kami menunaikan kewajiban dan
amaliyah di bulan Ramadhan. Ya Allah, jadikanlah ibadah puasa
dan zakat kami sebagai sarana penghapus dosa dan kesalahan kami,
jadikanlah ia sebagai sarana perbaikan diri kami, keluarga dan umat kami, berikanlah
kekuatan kepada kami untuk senantiasa berbuat baik, bersikap jujur dalam
berbagai kehidupan kami.
Allahumma Ya Allah, Tuhan Yang Maha Melihat
lagi Maha Mendengar
Ya Allah yang Maha Pembuka hati, bukakanlah
hati kami, hati semua kaum muslimin, hati para pemimpin kami agar menjadi orang
yang beriman kepadamu, memiliki kesadaran untuk bersatu, memiliki
kesadaran untuk menegakkan syari’at Islam yang telah Engkau tetapkan kepada
kami
Allahumma Ya Allah, Dzat Pencurah Rahmat
Ya Allah ya Tuhan kami, curahkanlah
RahmatMu kepada kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau tersalah,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orangsebelum kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa-apa yang tak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kami, ampunilah kami dan
rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami dari orang-orang
yang kafir.
Allahumma Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun
Ampunilah segala dosa-dosa kami dan
dosa-dosa kedua orang tua kami, dan kasihanilah mereka sebagai mereka telah
mengasihani kami di waktu kecil. Letakkanlah Ya Allah mereka disurga Na’im, Ya
Allah sekiranya mereka ada disisi kami, kami akan bersimpuh dihadapnnya untuk
memohon do’a restunya mohon maaf lahir dan bathin, tetapi sekiranya Engkau
tidak mengampuni dosa kami sungguh kami termasuk orang-orang yang rugi dan
tidak sanggup menerima dahsyatnya api neraka.
Anugerahkanlah kepada kami, jiwa-jiwa yang
jujur; pemimpin yang jujur, pejabat yang jujur, suami yang jujur,
istri yang jujur, anak yang jujur, guru yang jujur, siswa yang jujur.Para
pemuda dan remaja yang jujurYa Allah ya Tuhan kami, hanya Engkaulah
tempat kami berlindung, hanya Engkaulah tempat kami memohon, dan hanya
Engkaulah yang Maha Pengampun.
Ya Allah, terimalah ibadah kami, shalat kami, ruku’ dan sujud kami, puasa
kami dan doa-doa kami. Ya Allah Kabulkanlah permohonan kami.
اللَّهُمَّ أَرِنَا
الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللّهمّ اجعلنا من
العائدين والفائزين والمقبولين
كُلُ عَامٍ
وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.
والسّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Langganan:
Postingan (Atom)