Diposkan oleh: Sadi Suharto |
KONSEP KARYA TULIS ILMIAH
Hasil Bintek Nasional pada Tanggal, 21 s.d 26 Juni 2014 di Novotel Lampung
oleh Narasumber : Dr.
Jawane Malau
Dalam proses pendidikan pada
satuan pendidikan, guru memegang peranan penting bahkan sangat dominan di
bandingkan dengan komponen pendidikan yang lainnya. Telah banyak upaya
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan namun tanpa dibarengi dengan
meningkatkan kualitas profesionalisme guru maka sulit untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Sebagai bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional
maka pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai mana
diamanatkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memfasilitasi guru untuk
dapat mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan. Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak
antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka
miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan kedepan berkaitan dengan
profesinya itu. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru
sebagai perwujudan hasil penilaian kinerja guru yang didukung dengan hasil
evaluasi diri. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama selain
kegiatan pembelajaran/ pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan. PKB
adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan
utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan
keberhasilan guru. Komponen PKB adalah: (a)
pelaksanaan pengembangan diri melalui
diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru; (b) pelaksanaan publikasi
ilmiah (nara sumber, publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan
inovatif, publikasi buku teks pelajaran, modul/ diktat); (c) pelaksanaan karya
inovatif (penemuan teknologi tepat guna, penemuan/ penciptaan atau pengembangan
karya seni, pembuatan/ pemodifikasian alat peraga, penyusunan standar,
pedoman). Pelaksanaan PKB tersebut harus ilmiah. Kegiatan penelitian,
pengembangan dan evaluasi disebut sebagai kegiatan ilmiah apabila yang
dipermasalahkan berada di kawasan ilmu dan menggunakan metode berpikir ilmiah
dalam pengkajiannya. Karya tulis ilmiah memiliki ciri khas yaitu:
kebenarannya, metode kajiannya dan tata cara penulisannya bersifat keilmuan. Bentuk, format penulisan ilmiah sangat
beragam, mulai dari laporan
ilmiah yang berbentuk buku atau artikel sampai dengan gagasan yang ditulis
melalui media massa.
Apa yang dimaksudkan dengan Karya
Tulis Ilmiah?
Hampir setiap
hari kita melakukan kegiatan tulis-menulis. Karya tulis banyak sekali ragamnya,
mulai dari surat pribadi, catatan harian, makalah, memo dinas sampai dengan
laporan hasil penelitian. Tidak semua karya tulis itu merupakan karya tulis ilmiah (ilmiah artinya mempunyai sifat
keilmuan). Suatu karya tulis, apakah itu berbentuk laporan, makalah, buku
maupun terjemahan, baru dapat disebut karya tulis ilmiah apabila sedikitnya
memenuhi tiga syarat, yakni:
(a) Isi kajiannya berada pada
lingkup pengetahuan ilmiah; (b) langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode (berpikir) ilmiah; (c) Sosok
tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan
Apa yang dimaksud dengan Pengetahuan Ilmiah?
Salah satu syarat karya tulis ilmiah adalah bila
isi bahasannya berada di kawasan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang kita ketahui. Dengan demikian pengetahuan kita sangatlah banyak dan beragam, mulai dari
pengetahuan tentang keyakinan, kesenian, sampai dengan pengetahuan yang disebut
sebagai ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang mempunyai ciri khusus. Ilmu di antaranya diperoleh
melalui penelitian yang dilakukan melalui metode spesifik yang umum disebut
sebagai metode (berpikir) keilmuan.
Metode keilmuan merupakan cara berpikir yang spesifik yang menggabungkan
cara berpikir deduktif dan induktif.
Bagaimana keterkaitan kegiatan ilmiah dengan karya
tulis ilmiah?
Macam
kegiatan ilmiah sangatlah banyak. Ibarat sebuah
pohon, kegiatan ilmiah merupakan daun-daun yang rimbun dari pohon itu.
Sedangkan metode keilmuan adalah batang pohon yang kokoh yang merupakan
landasan berpikir dari setiap kegiatan ilmiah. Terdapat tiga macam kegiatan
ilmiah dasar yakni : (a) penelitian (research);
pengembangan (development); serta evaluasi
(evaluation) yang dapat diibaratkan
sebagai tiga cabang utama dari pohon tersebut. Ketiga cabang itu mempunyai ranting-ranting dan daun-daun kegiatan ilmiah yang
rimbun dan saling berkait dalam membentuk pohon keilmuan. Proses kerja ilmiah dicirikan dengan digunakannya metode
keilmuan yang ditandai dengan adanya: (a) argumentasi teoritik
yang benar, sahih dan relevan; (b) dukungan fakta
empirik; (c) dan analisis kajian yang
mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap
permasalahan yang dikaji.
Apa arti kegiatan penelitian dan bagaimana karya tulisnya?
Penelitian merupakan suatu kegiatan pengkajian terhadap suatu
permasalahan yang dilakukan berdasarkan metode ilmiah yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dan hal yang dipermasalahkan.
Langkah kerja penelitian pada
umumnya meliputi : (a) menganalisis dan merumuskan masalah dari
data pendahuluan; (b) penyusunan hipotesis berdasar logika
deduksi dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai saat ini; (c) pengumpulan fakta empiris untuk menguji hipotesis
yang diajukan dengan menggunakan logika induktif; (d) analisis, diskusi, penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.
Karya tulis yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian, di antaranya adalah:
a. Laporan hasil penelitian.
Kerja penelitian memerlukan adanya
pelaporan. Laporan hasil peneiitian yang disajikan secara tertulis merupakan
salah satu bentuk pertanggung jawaban kegiatan penelitian dan umumnya berbentuk
buku laporan hasil. Bila penelitian dilakukan dalam kaitannya
dengan persyaratan akademik, laporan itu dapat berupa skripsi, tesis, atau
disertasi. Biasanya laporan hasil penelitian
dipublikasikan secara terbatas dan dimaksudkan bagi tujuan tertentu. Namun ada
juga hasil penelitian yang kemudian dipublikasikan dalam bentuk buku yang
diedarkan secara luas.
b. Tulisan/makalah ilmiah ringkasan hasil penelitian.
Cukup banyak majalah/jurnal ilmiah yang
secara khusus bertujuan untuk mempublikasikan hasil-hasil kegiatari ilmiah,
termasuk kegiatan penelitian. Hasil penelitian yang disajikan melalui
majalah/jurnal ilmiah umumnya merupakan ringkasan hasil penelitian yang ditulis
dengan kerangka isi dan tata cara penulisan tertentu yang umum disebut sebagai
tulisan ilmiah. Penyebarluasan hasil penelitian juga
sering dilakukan melalui forum pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi dan
lain-lain. Sajian tertulis hasil penelitian pada
forum semacam itu umumnya berupa makalah ilmiah. Format penulisan makalah
ilmiah hasil penelitian, biasanya tidak terlalu berbeda dengan format tulisan
ilmiah.
c. Tulisan ilmiah populer kegiatan penelitian.
Ringkasan atau bahasan hasil penelitian tidak jarang disebarluaskan melalui media massa, seperti koran
atau majalah. Sesuai dengan lingkup pembacanya, sajian isi dan bahasa
pengungkapannya mempunyai aturan tertentu yang umum disebut sebagai tulisan
ilmiah populer. Bahasan, ulasan atau ringkasan hasil
penelitian sering juga tersaji dalam bentuk makalah. Apabila makalah tersebut
ditulis menggunakan tatacara tulisan ilmiah populer, maka makalah itu disebut
sebagai makalah ilmiah populer. Makalah ilmiah populer seringkali dikehendaki
pada pertemuan ilmiah dengan tujuan dan kualitas pesertanya tertentu.
Apa karya ilmiah pada kegiatan pengembangan?
Pengembangan merupakan suatu kegiatan yang dapat berupa perancangan,
perencanaan atau rekayasa yang dilakukan dengan berdasar metode berpikir ilmiah
guna memecahkan permasalahan yang nyata terjadi, sehingga hasil kerja
pengembangan berupa pengetahuan ilmiah atau teknologi yang digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut. Langkah kegiatan kerja pengembangan adalah
: (a) menganalisis dan merumuskan permasalahan yang akan
dikembangkan / dirancang / dikaji; (b) penyusunan kriteria
rancangan berdasar logika deduksi dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai
saat ini; (c) pengumpulan fakta empiris dengan bentuk
pembuatan rancangan / pengembangan / rekayasa atau kajian yang sesuai dengan
kriteria yang diajukan; (d) mengkaji kesesuaian hasil pengembangan /
rekayasa / rancangan / kajian terhadap kriteria dengan menggunakan logika
induktif; (d) analisis, diskusi, penarikan kesimpulan
dan penulisan laporan.
Jadi apapun
yang dirancang, dikembangkan atau direncanakan harus ditandai dengan adanya
kebenaran teoritik dan dukungan fakta empirik. Kegiatan pengembangan tidak
dilakukan secara intuitif, coba-coba atau dengan sekedar mengikuti perasaan.
Terdapat
bermacam-macam bentuk karya tulis yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan
di antaranya adalah berupa :
a) Laporan hasil
pengembangan
Sebagaimana kerja penelitian,
kegiatan pengembangan juga memerlukan adanya pelaporan. Laporan tertulis hasil
pengembangan merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kegiatan dan
umumnya berbentuk buku laporan hasil. Bila kerja pengembangan
dilakukan dalam kaitannya dengan persyaratan akademik, laporan itu dapat berupa
skripsi, tesis, atau disertasi. Sedikitnya ada dua macam kegiatan pengembangan yang umum dilakukan para
guru : Pertama adalah pengembangan buku, yang berupa buku
pelajaran, buku terjemahan, diktat, buku pedoman, modul atau beragam bentuk
buku pembelajaran yang lain. Kedua pengembangan alat bantu pembelajaran. Karya yang dihasilkan berupa pedoman tertulis penggunaan dan
alat bantu pembelajarannya.
b) Tulisan/makalah
ringkasan hasil pengembangan
Meskipun tidak sebiasa pada
kegiatan penelitian, publikasi hasil-hasil kegiatan pengembangan juga disajikan
melalui majalah/jurnal ilmiah atapun forum pertemuan ilmiah. Karya tulisnya berupa ringkasan hasil yang ditulis dengan kerangka isi dan
tata cara penulisan tertentu dan umum disebut
sebagai tulisan atau makalah ilmiah.
Ringkasan atau bahasan hasil
pengembangan tidak jarang juga disebarluaskan melalui media
massa. Sesuai dengan lingkup pembacanya, sajian isi dan bahasa pengungkapannya
mempunyai aturan tertentu yang umum disebut sebagai tulisan ilmiah populer.
Tulisan tentang kegiatan pengembangan di bidang pendidikan yang sering dijumpai
di koran adalah resensi buku.
Apa saja karya ilmiah pada
kegiatan evaluasi?
Evaluasi
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
diperoleh melalui tata cara tertentu berdasar pada metode beipikir ilmiah.
Hasil kerja evaluasi adalah pengetahuan ilmiah yang digunakan untuk pengambilan
kebijakan terhadap hal yang dipermasalahkan. Secara ringkas, langkah kegiatan kerja evaluasi adalah: (a) menganalisis dan merumuskan masalah yang akan dievaluasi; (b) menyusun kriteria yang akan digunakan dalam
evaJausi berdasar logika deduksi dari pengetahuan ilmiah yang telah ada sampai
saat ini; (c) pengumpulan fakta empiris dari hal-hal
yang akan dievaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; (d) menguji fakta dengan kriteria dengan menggunakan
logika induktif; (e) analisis, diskusi, penarikan kesimpulan
dan penulisan laporan.
Macam karya tulis yang berkaitan dengan kegiatan
evaluasi yang sering dijumpai dalam di dunia pendidikan adalah :
a) Laporan hasil
evaluasi
Kegiatan evaluasi yang
dilakukan para guru umumnya berkaitan dengan upaya perbaikan proses belajar
mengajarnya. Namun tidak jarang para guru melakukan evaluasi mengenai
permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan aturan, sistem, model atau
kebijakan baru dalam dunia pendidikan. Apabila kegiatan
evaluasi dilakukan atas tugas tertentu, maka diperlukan pelaporan tertulis yang umumnya berbentuk buku laporan hasil dan digunakan sebagai
pertanggungjawaban kegiatan. Tatacara dan format karya tulis laporan itu tidak
jauh berbeda dengan laporan hasil penelitian atau pengembangan.
b) Tulisan/makalah ringkasan
hasil evaluasi
Publikasi kegiatan evaluasi
juga dapat disajikan melalui majalah/jurnal ilmiah atapun forun pertemuan ilmiah. Karya tulisnya berupa ringkasan hasil yang ditulis dengan
kerangka isi dan tata cara penulisan tertentu dan umum disebut sebagai tulisan
atau makalah ilmiah. Namun yang paling umum, publikasi bahasan
hasil evaluasi disebarluaskan melalui media masa. Sesuai dengan lingkup pembacanya,
sajian isi dan bahasa pengungkapannya mempunyai aturan tertentu yang umum
disebut sebagai tulisan ilmiah populer. Munculnya kebijakan baru
di dunia pendidikan, sangat sering diikuti dengan berbagai tulisan yang merupakan hasil kajian evaluasi.
Contoh judul artikel Evaluasi
: Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Sekolah dalam Pembelajaran Fisika pada
SMA negeri X di Jakarta
Bagaimanakah mengelompokkan karya tulis ilmiah?
Karya tulis
ilmiah pada hakikatnya bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian,
pengembangan ataupun evaluasi. Dalam penyajiannya dapat digunakan berbagai
bentuk berupa buku laporan penelitian sampai dengan
tulisan ilmiah populer tergantung dari tujuan penyajiannya. Untuk memudahkan pemahamannya karya tulis ilmiah pada dikelompokkan menurut
kesamaan tampilannya menjadi :
a. Laporan Hasil kegiatan ihmiah (berupa buku laporan
atau buku yang diedarkan secara luas)
b. Tulisan ilmiah (baik yang berupa ringkasan laporan
hasil, ungkapan / gagasan / pemikiran ihniah yang berupa artikel ilmiah atau
tulisan ilmiah populer)
c. Buku (berupa buku pelajaran, modul, diktat,
tulisan dan karya terjemahan)
Laporan Hasil Kegiatan Ilmiah
Kerja
penelitian, pengembangan dan evaluasi memerlukan pelaporan hasil. Laporan hasil
kegiatan ilmiah tersebut umumnya berbentuk buku dan disebut sebagai buku
laporan hasil. Laporan hasil kegiatan ilmiah umumnya
terdiri dari Bagian Pendahuluan, Bagian Isi dan Bagian Penunjang.
Bagaimana kesamaan langkah kerja penelitian, pengembangan dan evaluasi?
Sebagai suatu
kerja ilmiah, ketiga kegiatan tersebut mempunyai langkah kerja yang serupa
Perhatikanlah ringkasan langkah kerja berikut ini :
Langkah kerja Penelitian
adalah: (a) menganalisis dan
merumuskan masalah penelitian; (b) menyusun hipotesis berdasar
kajian teori; (c) mengumpulkan, menyusun fakta empiris guna
pengujian hipotesis; (d) menganalisis dan menarik kesimpulan dan
saran.
Langkah kerja Pengembangan adalah: (a) menganalisis permasalahan yang akan dikembangkan/
dirancang/dikaji; (b) menyusun kriteria rancangan berlandaskan
teori; (c) mengumpulkan fakta empiris dengan bentuk
pembuatan rancangan/ pengembangan/rekayasa atau kajian yang sesuai dengan
kriteria yang diajukan; (d) mengkaji kesesuaian hasil
pengembangan/rekayasa/ rancangan/ kajian terhadap kriteria; (e) menganalisis, menarik kesimpulan dan saran.
Langkah kerja Evaluasi adalah: (a) menganalisis dan merumuskan masalah yang akan
dievaluasi; (b) menyusun kriteria yang akan digunakan
dalam evaluasi berdasar pengetahuan ilmiah; (c) mengumpulkan fakta empiris dari hal-hal yang akan dievaluasi sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan; (d) menguji fakta
dengan kriteria; (e) menganalisis, menarik kesimpulan dan saran.
Tampak bahwa
langkah ketiga kegiatan itu serupa, karena ketiganya menggunakan metode
keilmuan dalam pelaksanaan kajiannya. Dengan demikian, laporan hasil:
penelitian, pengembangan maupun evaluasi pada prinsipnya mempunyai kerangka isi yang sama.
Bagaimana kerangka isi Laporan Hasil kegiatan ilmiah?
Kerja
penelitian, pengembangan dan evaluasi memerlukan pelaporan hasil. Laporan hasil
kegiatan ilmiah tersebut umumnya berbentuk buku dan disebut sebagai buku
laporan (baik laporan hasil penelitian, laporan hasil pengembangan ataupun
laporan hasil evaluasi). Kerangka isi dan format laporan hasil dapat berbeda-beda sesuai dengan tujuan pelaporan, namun pada
umumnya terdiri dari tiga bagian utama yakni: bagian pendahuluan (atau bagian
pengantar), bagian isi dan bagian penunjang.
Bagian
Pendahuluan terdiri dari: halaman judul; lembaran persetujuan; kata pengantar;
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran,
serta abstrak atau ringkasan.
Bagian Isi
umumnya terdiri dari beberapa bab yakni:
I
Pendahuluan;
II Kajian Teori atau
Pembahasan Kepustakaan;
III Metodologi;
IV Hasil Kajian, dan
V Kesimpulan dan Saran.
Bagian Penunjang umumnya
terdiri dari sajian daftar pustaka dan lamplran-lampiran yang diperlukan untuk
menunjang isi laporan.
Apa Isi Bab Pendahuluan (Permasalahan) ?
Untuk
menjawab pertanyaaan di atas dan pertanyaan-pertanyaan berikutnya akan
digunakan laporan hasil penelitian sebagai contoh. Hal itu dengan pertimbangan
bahwa laporan hasil penelitian lebih sering dilakukan daripada laporan kegiatan
pengembangan dan laporan kegiatan evaluasi. Pada suatu laporan hasil penelitian pada Bab I yang juga discbut
sebagai bab Permasalahan atau bab Pendahuluan, umumnya terdiri dari beberapa
sub bab, yaitu:
1) Latar betakang
masalah, yang menguraikan secara singkat mengapa atau latar belakang apa yang
menjadikan masalah tertentu diteliti. Uraian tersebut umumnya meliputi identifikasi dan pembatasan permasalahan. Identifikasi masalah memaparkan berbagai kemungkinan masalah yang
teridentifikasi dari permasalahan penelitian. Pembatasan masalah berupa penetapan lingkup permasalahan dari
berbagai masalah yang teridentifikasi sesuai dengan tujuan penelitian.
2) Perumusan masalah
menguraikan masalah-masalah pokok yang menjadi pusat perhatian penelitian dalam
bentuk rangkaian pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan diuji melalui
penelitian yang dilakukan;
3) Tujuan penelitian
menjelaskan jawaban atas pertanyaan atau masalah-masalah pokok yang diajukan
4) Manfaat penelitian menjelaskan kegunaan atau
manfaat yang mendasari argumentasi tentang pentingnya penelitian itu dilakukan;
5) Asumsi dan
keterbatasan, mengemukakan kaidah, atau asumsi-asumsi tertentu dipakai sebagai
dasar oleh peneliti dan mengemukakan adanya berbagai keterbatasan yang tidak
dapat dihindari dan merupakan pembatas ruang lingkup peneliti annya;
6) Metode Penelitian
menguraian secara garis besar metode dan prosedur yang digunakan dalam
penelitian. Perlu dikemukakan (secara singkat) dari mana dan bagaimana
memperoteh data, bagaimana cara menganalisanya dan langkah-langkah yang dipakai
dalam pengambilan kesimpulan.
Pada Bab Kajian Teori, apa yang dituliskan?
Umumnya isi
Bab II yang berisi Kajian Teori atau Pembahasan Kepustakaan, mengungkapkan
kerangka acuan teori yang berkaitan dengan permasalahan. Kajian teori ini
berisi ringkasan dan tinjauan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Teori mana akan dipakai sebagai landasan dalam merumuskan hipotesis
dan melakukan penelitian selanjutnya. Sebagai contoh pada Bab kajian Teori
berikut dibagi menjadi 4 sub bab, yakni;
2.1
Pembahasan teori yang membahas teori-teori yang berhubungan denan variabel-variabel
penelitian.
2.2 Pengkajian
hasil-hasil penelitian terdahulu yang dikaitkan dengan variabel dan masalah
penelitian.
2.3
Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan yang berisi analisis, kajian dan
simpulan secara deduksi hubungan antar variabel berdasar kepada teori dan
hasil-hasil penelitian yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya, Pada sub bab
ini, pendapat dan pandangan penulis terthadap teori yang
dikemukakan harus secara nyata diungkapkan.
2.4
Pengajuan hipotesis yang diperoleh berdasar kesimpulan pemikiran deduksi dari
argumentasi ilmiah terhadap variabel-variabel penelitian yang dipermasalahkan.
Apa isi Bab Metode Penelitian ?
Umumnya terdiri dari beberapa
sub-bab sebagai berikut ini:
3.1.
Tujuan khusus (atau tujuan operasional) penelitian yang menjabarkan tujuan umum
penelitian menjadi tujuan yang lehih operasional guna dapat mengarahkan
pelaksanaan penelitian.
3.2 Metode dan rancangan penelitian berisi uraian
tentang metode pelaksanaan penelitian dan rancangan pelaksanaan-nya. Rancangan
penelitian juga mengemukakan gambaran umum cara dan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam pengamatan dan pengukuran agar dapat diperoleh data dengan
kesalahan yang sekecil-kecilnya
3.3 Populasi dan sampel yang membahas
karakteristik populasi, besar dan cara pengambilan sampel, serta upaya-upaya
lain yang dilakukan penetapan dan pengambilan sampel;
3.4
Instrumen penelitian memaparkan macam, bentuk serta cara penggunaan instrumen
yang akan dipakai pada pelaksanaan penelitian. Diuraikan pula tingkat kesahihan
dan keterpercayaan instrumen yang dipakai
3.5 Pengumpulan dan analisis data, menguraikan
jadwal, personil, cara, dan hal-hal lain sehubungan dengan pengumpulan dan
analisis data. Uraian teknik analisis yang belum terlalu umum juga perlu dijelaskan pada sub bab ini.
Apa isi Bab Hasil-hasil Penelitian ?
Pada Bab IV (hasil-hasil
penelitian) umumnya terdiri dari sub-sub bab sebagai berikut ini:
4.1.
Jabaran variabel penelitian, yang berupa penulisan kembali variabel-variabei
penelitian guna mengarahkan pemaparan hasil penelitian.
4.2 Hasil penelitian yang berupa pengungkapan dan
pemaparan semua hasil pengamatan besaran-besaran variabel dalam berbagai bentuk
seperti tabulasi data dan bentuk yang lain. Namun, hanya tabel-tabel yang penting saja dimasukkan pada sub bab ini, tabel- tabel pendukung sajikanlah pada lampiran.
4.3 Pengujian Hipotesis dituliskan bila memang
penelitian anda bertujuan untuk menguji hipotesis. Pada sub bab ini (bila
diperlukan) dipaparkan perhitungan yang dilakukan dalam usaha menguji hipotesis
serta jelaskan hasilnya.
4.4 Hasil penelitian mengungkapkan pandangan
peneliti tentang hasil penelitian yang didapatnya. Dalam mendiskusikan umumnya mengacu atau berlandaskan hal-hal yang diungkapkan pada
bab Permasalahan (bab I). Uraian
diskusi ini selanjutnya akan merupakan argumentasi dari kesimpulan dan saran
hasil penelitian.
Apa isi Bagian Simpulan dan Saran ?
Umumnya Bab V (simpulan dan
saran-saran) terdiri dari dua sub bab, yakni:
5.1 Simpulan yang merangkum semua hasil penelitian
yang diuraikan pada bab IV. Disarankan sajian ini menggunakan urutan yang merupakan urutan jawaban dari rumusan masalah yang
diajukan;
5.2 Saran-saran yang diungkapkan harus berdasarkan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Suatu saran
harus didahului dengan uraian yang merupakan argumentasi dari saran yang
diajukan. Saran tersebut dapat ditujukan kepada pemerintah atau lembaga atau kelompok
masyarakat, dan dapat berupa saran penelitian lanjutan, anjuran penggunaan
hasil penelitian, penijauan peraturan sehubungan dengan hasil penelitian, atau
lainnya
Bagaimana sosok tampilan Laporan Hasil Kegiatan Ilmiah?
Laporan Hasil
umumnya berbentuk buku Iaporan yang dipublikasikan secara terbatas. Format ukurannya berbeda-beda disesuaikan
dengan aturan dan tujuan pelaporan. Kerangka isinya pun seringkali beragam,
namum umumnya serupa dengan contoh kerangka isi yang telah dijelaskan
sebelumnya. Namun, tidak jarang Iaporan penelitian
juga dipublikasikan dalam bentuk buku yang diedarkan secara luas. Dengan
demikian format ukuran dan sajian bahasa yang digunakan menjadi berbeda. Namun
demikian, kerangka isi sajiannya juga tidak terlalu berbeda dengan yang telah
dipaparkan sebelumnya. Baik buruknya Laporan Hasil tidak hanya
didasarkan pada isi materi yang disajikan tetapi juga pada tampilan fisik karya
rulis tersebut. Fisik Iaporan umuinnya dinilai dari format, kerapian dan
kesesuaian sajian penulisan dengan tata aturan penulisan ilmiah
yang berlaku.
Penjelasan
ringkas tentang tata cara penulisan, format dan sosok karya tulis ilmiah
disajikan pada Lampiran 5.
Bagaimana langkah menyusun Laporan Hasil Kegiatan Ilmiah?
Laporan Hasil
merupakan sajian tertulis dari basil kegiatan ilmiah yang telah dilakukan. Dengan demikian, penulisan laporan merupakan pekerjaan terakhir dari rangkaian kegiatan penelitian,
pengembangan atau evaluasi.
Untuk itu
marilah kita pahami kembali langkah-langkah utama dari suatu kegiatan ilmiah. Langkah pertama
yang dilakukan adalah mencari, menganalisis dan menetapkan masalah yang akan
diteliti, dikembangankan atau dievaluasi. Singkatnya, langkah pertama ini
adalah mcrumuskan masalah apa yang akan dibahas. Dalam kehidupan sangat sering dijumpai masalah-masalah yang memerlukan
jawaban dengan kriteria kebenaran tertentu. Bila masalah tersebut membutuhkan
kebenaran keilmuan untuk memecahkannya, maka masalah ini disebut masalah keilmuan. Masalah keilmuan seperti itulah yang yang
merupakan lahan garapan kita. Langkah
kedua adalah
mematangkan, memantapkan dan menghimpun sebanyak mungkin data dari permasalahan
yang akan dikaji. Untuk proses pematangan tersebut, diperlukan banyak diskusi dan masukan, baik dari sesama rekan maupun dari para
pakar yang berkesesuaian. Salah satu wadah yang efektif dalam menghimpun dan
mendiskusikan permasalahan adalah melalui forum seminar ilmiah. Langkah ketiga
adalah melakukan kegiatan yang umumnya dimulai dengan mencari landasan-landasan
keilmuan yang akan digunakan dalam pengkajian, selanjutnya mengumpulkan
fakta-fakta dan mengalisisnya dengan menggunakan nalar keilmuan dan kemudian
menarik kesumpulan-kesimpulan hasil kajian. Langkah keempat adalah menuliskan hasil-hasil kegiatan dengan menggunakan tata cara dan format sesuai dengan tujuan pelaporan.
Kepada pemberi tugas, umumnya laporan dibuat dalam format dan aturan tertentu
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Dapat pula laporan tersebut dikembangkan atau dicetak menjadi buku dan diedarkan secara luas.
Apabila hasil
kegiatan penelitian, pengembangan atau evaluasi akan dipublikasikan melalui
majalah ilmiah atau disampikan pada pertemuan ilmiah, maka diperlukan macam
penulisan laporan yang berbeda. Perbedaan ini akibat adanya persyaratan dari
majalah ilmiah atau panitia pertemuan ilmiah yang menyangkut format kerangka
isi, jumlah halaman, dan berbagai tata cara penulisan ilmiah lainnya. Macam karya rulis
semacam itu umum disebut sebagai tulisan ilmiah yang biasanya menyajikan
ringkasan dan hal-hal penting dari suatu hasil kegiatan ilmiah.
Tulisan Ilmiah
Hasil kegiatan ilmiah dapat disajikan
dalam bentuk tulisan ilmiah, baik berupa artikel di majalah ataupun berupa
makalah yang disajikan pada forum pertemuan ilmiah.
Tulisan ilmiah yang tersaji dengan bahasa dan
format yang lebih 'populer' disebut sebagai tulisan ilmiah populer. Tulisan ilmiah mempunyai ciri khusus yakni: isi sajiannya berada pada
kawasan ilmu; penulisannya cermat, tepat, benar, menggunakan sistematika yang
umum dan jelas, dan bersifat objektif.
Apakah yang dimaksudkan dengan tulisan ilmiah?
Publikasi kegiatan ilmiah seperti
penelitian, pengembangan dan evaluasi dapat berbentuk laporan ataupun berbentuk
tulisan ilmiah. Perbedaan antara laporan dan tulisan ilmiah sangat jelas.
Laporan menyajikan secara menyeluruh hasil kegiatan ilmiah yang dilakukan.
Sedangkan tulisan ilmiah hanya menyajikan ringkasan atau hal-hal yang menarik
dari suatu hasil kegiatan ilmiah.
Tulisan Ilmiah sering juga
disebut sebagai makalah. Makalah dapat menjadi artikel bila
termuat di majalah ilmiah, atau sebagai bahan tulisan dari siaran radio atau
TV, atau bahan tertulis dalam pertemuan ilmiah.
Bagaimana sajian Tulisan Ilmiah?
Tulisan ilmiah merupakan
karangan yang menyajikan permasalahan atau pengetahuan keilmuan dan ditulis menurut tata cara penulisan tertentu, dengan baik dan benar.
Ciri yang menandainya antara lain: (a) isi sajiannya berada
pada kawasan pengetahuan keihnuan; (b) penulisannya
cermat, tepat, benar, menggunakan sistematika yang umum dan jelas; (c) tidak bersifat subyektif, emosional, mengungkapkan
terkaan, prasangka, atau memuat pandangan-pandangan tanpa fakta dan rasional
yang mantap.
Bentuk sajian tulisan ilmiah
berbeda-beda. Isi tulisan yang sama akan mempunyai bentuk sajian berbeda bila
disajikan untuk tujuan dan melalui media yang berbeda. Majalah ilmiah dan
pertemuan ilmiah tertentu, seringkali mempersyaratkan bentuk sajian tulisan
yang lebih resmi. Sedangkan media masa lain seperti koran dan naskah berita,
justru meminta tulisan ilmiah dengan bahasa yang lebih populer.
Bagaimana kerangka isi Tulisan Ilmiah?
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya,
kerangka isi tulisan ilmiah berbeda-beda. Namun tetap saja terdiri dari tiga
bagian, yakni bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penunjang. Sebagai contoh berikut disajikan contoh kerangka isi tulisan Laporan hasil
kegiatati penelitian, pengembangan dan evaluasi, yang dipersyaratkan oleh jurnal ilmiah:
Bagian pendahuluan
Judul
Abstrak dalam bahasa Indonesia
Abstrak dalam bahasa Inggris
Kata-kata kuci
Bagian isi
Permasalahan
Uraian teori dari hal yang dipemasalahkan
Uraian fakta dari hal yang
dipcrmasalahkan
Pembahasan
Ke simpulan/Saran
Bagian penunjang
Daftar Pustaka
Data diri penulis
Tampak bahwa kerangka
isi tulisan ilmiah merupakan ringkasan dari Laporan Hasil.
Tulisan ilmiah apakah memiliki isi bahasan yang
khas?
Melihat pada
kerangka tulisan ilmiah di atas, tampak bahwa isi tulisan ilmiah yang
dipublikasikan melalui majalah ilmiah pada umumnya berupa laporan hasil
kegiatan ilmiah, khususnya berupa laporan hasil penelitian. Makalah hasil penelitian adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok orangyang membahas suatu pokok
bahasan yang merupakan hasil penelitian di bidang pendidikan dan kebudayaan. Jurnal ilmiah acapkali
juga menyajikan laporan hasil evaluasi, tinjauan atau ulasan dan sesuatu
kegiatan atau produk pengembangan ilmiah.
Contoh judul
tulisan ilmiah yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan di bidang pendidikan
adalah :
a. Berbagai komponen
dalam mengembangkan buku ajar bagi siswa SMA.
b. Fungsi remedial dalam
perancangan modul.
c. Pengembangan buku pembelajaran Fisika sesuai dengan Kurikulum Berbasis Sekolah.
Contoh judul tulisan ilmiah
yang berkaitan dengan kegiatan evaluasi di bidang pendidikan adalah :
a. Kajian evaluasi
manfaat dan hasil penggunaan metode Paket Belajar bagi siswa
SMP di Kecamatan Cimanggis
Depok.
b. Kesesuaian rancangan
buku Pelajaran Sekolah Dasar dengan Kurikulum Berbasis Sekolah.
c. Hambatan pelaksanaan
SMP Terbuka di daerah kepulauan.
Apakah Tulisan Ilmiah Popular itu ?
Untuk
kelompok pembaca tertentu, tulisan ilmiah yang disajikan dengan format dan
bahasa sajian yang sangat formal tentu tidak menarik, tidak merangsang untuk
dibaca, apalagi dipahami. Pengetahuan
ilmiah dapat pula disajikan dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak
dibaca dan dipahami. Tulisan semacam itu umum disebut sebagai Tulisan Ilmiah
Populer. Namun demikian, meskipun disajikan dengan
gaya bahasa dan sajian yang tidak terlalu formal agar enak untuk dipahami bagi
kelompok pembaca tertentu, fakta yang disajikan harus tetap obyektif dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berpikir keilmuan.
Tulisan ilmiah populer apakah memiliki isi bahasan yang khas?
Segala macam
isi tulisan ilmiah dapat diubah untuk disajikan sebagai tulisan ilmiah populer.
Namun demikian, pada umumnya tulisan ilmiah populer lebih banyak menyajikan
pandangan, gagasan, komentar atau ulasan terhadap sesuatu permasalahan
tertentu.
Misalnya,
dengan adanya produk pengembangan dalam dunia pendidikan yang berupa Kurikulum Berbasis Sekolah, maka sangat banyak pandangan, ulasan, komentar
mengenai Kurikulum tersebut dalam bentuk tulisan ilmiah populer melalui koran, siaran radio, dan pcrtemuan ilmiah.
Perhatikan
berbagai contoh judul tulisan tentang masalah pendidikan yang termuat pada
beberapa koran:
- Hasil UN Minimal untuk SMPN dan SMAN,
- Kuantitas
kelulusan bukan berarti kualitas.
- Penerimaan
siswa baru SD.
- Upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
- Krisis
Motivasi Belajar.
Tampak bahwa
tulisan ilmiah populer tentang kependidikan, baik yang berupa komentar,
gagasan, dan pendapat menjangkau cakupan permasalahan
yang luas.
Bagaimana kerangka isi tulisan ilmiah populer?
Tulisan
ilmiah populer umumnya tersaji dalam kerangka isi yang lebih bebas. Sajiannya
tidak menggunakan urutan kerangka isi yang baku sebagaimana sajian ringkasan
hasil penelitian. Tujuan penulisan secara populer adalah
agar menarik dan mudah dipahami oleh para pembacanya. Untuk itu sangat penting
untuk mengetahui kepada siapa tulisan anda ditujukan. Latar belakang dan
kondisi pembaca menentukan gaya bahasa dan kerangka isi penyajian.
Sebagaimana
tulisan ilmiah pada umumnya, kerangka isi tulisan ilmiah populer terdiri dari 3
bagian, yakni pendahuluan, isi dan penutup. Sering dijumpai ungkapan hal-hal yang menarik, atau mengejutkan dari
permasalahan yang diajukan pada bagian pengantar. Hal itu tentunya dimaksudkan
untuk menarik perhatian pembacanya.
Pada bagian
isi bahasan cukup banyak yang memulai dengan memaparkan hal-hal umum untuk
kemudian menuju pada kesimpulan yang bersifat spesifik. Atau bahkan sebaliknya. Banyak juga yang memulai dengan mengungkapkan tesis, kemudian
membenturkannya dengan antitesis untuk menggiring pada satu sintesa. Ada pula
yang membahas permasalahan dengan upaya untuk menjawab pertanyaan apa, mengapa,
bagaimana, kapan, dan dimana. Singkatnya banyak kerangka isi sajian yang dapat dipakai dalam menyajikan
gagasan.
Buku
Menulis buku merupakan salah
satu bentuk kegiatan pengembangan profesi guru.
Hasil karya tulisnya dapat
berupa buku pelajaran, modul, diktat ataupun karya terjemahan. Sebagai karya ilmiah, kerangka sajian isi buku pun harus berada dan
memiliki kebenaran ilmiah. Di samping itu buku hendaknya menarik dan mudah
dipahami oleh pembacanya.
Apa hubungan kegiatan
pengembangan dengan karya tulis yang berupa buku?
Pengembangan merupakan salah satu bentuk kegiatan
ilmiah. Pada bidang pendidikan kegiatan pengembangan
yang paling sering dilakukan guru adalah menulis buku, baik berupa buku pelajaran, diktat, modul maupun karya terjemahan. Sebagai karya
ilmiah, buku harus mempunyai kebenaran ilmiah, dan disusun
dengan landasan teori tertentu agar buku tersebut dapat mencapai tujuannya
dengan baik. Dengan tujuan agar siswa dapat lebih memahami isi pelajaran, maka buku harus disusun dengan kerangka
isi tertentu yang menurut berbagai teori akan mampu meningkatkan pemahaman
siswa.
Berdasar tujuan pokoknya buku dalam bidang pendidikan dapat dikelompokkan
sebagai berikut: Apabila buku dirancang sebagai bahan
pembelajaran mandiri siswa, buku jenis ini sering disebut sebagai madul. Apabila buku diharapkan sebagai bacaan wajib atau bacaan pendukung guna
membantu penyajian guru dalam mengajarnya, sangat umum disebut sebagai buku
pelajaran atau buku teks. Umumnya jenis buku tersebut mencakup isi bahasan yang
lengkap dan diterbitkan serta diedarkan secara luas.
Namun bila buku semacam itu
masih diedarkan dalam lingkup terbatas (umumnya hanya digunakan
oleh guru yang membuat), dalam bentuk yang lebih sederhana, cakupan isinya
lebih sedikit, maka umum disebut sebagai diktat
Modul
Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa
sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.
Buku pelajaran adalah
bahan/maten pelajaran yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk buku yang
digunakan sebagai bahan pegangan belajar dan mengajar baik sebagai pegangan
pokok maupun pelengkap.
Diktat adalah catatan
tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/mempelajari materi mata pelajaran/bidang studi yang disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
Bagaimana kerangka isi buku pelajaran?
Sebagaimana
karya tulis ilmiah yang lain, buku pelajaran juga terdiri dari tiga bagian
utama: pendahuluan, sajian isi dan penunjang. Kerangka isi dari masing-masing bagian tersebut
adalah sebagai berikut:
Bagian Pendahuluan :
Kata pengantar
Daftar isi
Penjelasan tujuan buku
pelajaran
Petunjuk penggunaan buku
Petunjuk pengerjaan soal
latihan
Bagian Isi :
Judul bab atau topik isi
bahasan
Uraian singkat isi pokok
bahasan
Penjelasan tujuan bab
Uraian isi pelajaran
Penjelasan teori
Sajian contoh
Ringkasan isi bab
Soal latihan
Kunci jawaban soal latihan
Bagian Penunjang:
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Bagaimana kerangka isi diktat?
Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, bahwa pada hakikatnya diktat adalah buku pelajaran yang
masih mempunyai keterbatasan, baik dalam jangkauan penggunaannya maupun cakupan
isinya. Yang membedakan diktat dengan buku pelajaran antar lain adalah:
- Diktat
umunya disusun oleh guru untuk keperluan mengajarnya sendiri,
- Diperbanyak
dan diedarkan secara terbatas,
- Cakupan
isi diktat umumnya terbatas (bila buku mencakup isi pelajaran satu
semester, diktat hanya beberapa kali pertemuan)
- Cukup
banyak diktat, setelah disempurnakan, pada akhirnya menjadi buku
pelajaran. Sering dikatakan bahwa diktat adalah calon buku pelajaran.
Dengan
demikian kerangka isi diktat yang baik seharusnya tidak berbeda dengan buku
pelajaran, namun karena masih digunakan di kalangan sendiri, beberapa bagian
isi seringkali ditiadakan. Bagian yang seharusnya tetap tersaji pada suatu
diktat adalah:
Bagian Pendahuluan :
Daftar isi
Penjelasan tujuan diktat
pelajaran
Bagian Isi :
Judul bab atau topik isi
bahasan
Penjelasan tujuan bab
Uraian isi pelajaran
Penjelasan teori
Sajian contoh
Soal latihan
Bagian Penunjang
Daftar pustaka
Bagaimana kerangka isi modul ?
Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, materi pelajaran pada suatu modul, harus disusun dan disajikan
sedemikian rupa agar siswa secara mandiri dapat memahami materi yang disajikan.
Modul umumnya terdiri dari seperangkat buku, yaitu :
buku petunjuk siswa,
buku isi materi bahasan,
buku kegiatan siswa,
buku evaluasi, dan
buku pegangan tutor (bila
ada).
Ciri lain
dari modul adalah, satu modul biasanya untuk waktu pcnyelesaian belajar antara
1 - 3 minggu. Umumnya satu modul menyajikan satu
topik materi bahasan yang merupakan satu unit program pembelajaran tertentu. Sebagai bagian dari modul, buku materi bahasan mempunyai kerangka isi yang
tidak berbeda dengan buku pelajaran. Ciri khas modul adalah tersedianya
berbagai petunjuk yang lengkap dan rinci agar siswa mampu menggunakan modul
dalam membelajarkan diri mereka sendiri.
Ada lima
belas hal yang seharusnya tersaji pada rancangan modul yang lengkap, yaitu :
1. Judul
2. Pengantar
3. Petunjuk penggunaan modul
4. Tujuan Umum Pembelajaran
5. Prasyarat Ilmu Pengetahuan
6. Pretes
7. Tujuan Pembelajaran
8. Isi bahasan
9. Kegiatan be!ajar
10. Rangkuman
11.Tes
12. Sumber media yang dapat
digunakan
13. Tes akhir dan umpan balik
14. Rancangan remedial
15. DaftarPustaka
Bagaimana agar penulisan mudah dipahami ?
Salah satu
tujuan penulisan buku adalah agar buku tersebut menarik pembacanya dan mudah
dipahami. Kemenarikan suatu buku tidak saja dari isi matcri yang disajikan tetapi juga sosok tampilan
buku. Buku yang terlalu tebal, penuh dengan tulisan
mungkin kurang menarik bagi kelompok pembaca tertentu. Sebab itu sangat penting
untuk mengetahui kepada siapa buku anda akan ditujukan. Buku bagi kelompok anak-anak, tentunya disajikan dengan sosok yang meriah,
warna-warni, ceria sesuai dengan kehendak mereka.
Namun, secara
umum beberapa pakar mengatakan agar mudah dan menarik untuk dibaca, upayakanlah
memakai:
- kalimat-kalimat
pendek tetapi jelas
- kalimat aktif
- gambar/ilustrasi
yang sesuai untuk memperjelas dan menarik perhatian
- contoh-contoh
- berbagai
variasi dalam format sajian, bentuk dan besaran huruf guna penarikan
perhatian dan penekanan hal-hal yang penting.
Apa dan bagaimana karya terjemahan?
Untuk
kepentingan pembelajaran tidak jarang diperlukan kerja penerjemahan. Karya
tulis terjemahan adalah hasil karya penerjemahan buku pelajaran atau karya
ilmiah dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya, atau dari Bahasa
Daerah ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya.
Pekerjaan
penerjemahan bukanlah sesesuatu yang sederhana. Seorang guru yang hendak
menerjemahkan buku pelajaran setidak-tidaknya harus memenuhi persyaratan:
- menguasai
materi yang akan diterjemahkan
- menguasai
bahasa asing (bahasa sumber)
- menguasai
bahasa Indonesia (atau bahasa penerima)
- menguasai
teknik menerjemahkan.
Menerjemahkan
berarti mengalih bahasakan suatu gagasan dari satu bahasa ke bahasa lain. Untuk
itu penerjemah harus mengetahui terlebih dahulu dan memahami isi gagasan secara
keseluruhan untuk kemudian melakukan penerjemahan gagasan demi gagasan dan
memadukannya menjadi suatu kesatuan pengetahuan yang utuh. Penerjemahan bukan
kegiatan mengalih-bahasakan kata per kata yang pada akhirnya cenderung mengubah
makna gagasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar